CARA PANDANG ISLAM DAN UPAYA DALAM MENYIKAPI MASALAH
KEHIDUPAN
Bismillahirahmanirahim..
Assalamualaikum wr.ws..
Assolatuasala wa ala alahi wasahbihi adzmain.. ama ba’du..
Saudara –saudaraku yang dirahmati Allah swt.. Marilah
bersama-sama kita membuka majelis hari ini dengan mengucap hamdalah
(Alhamdulilah) karena atas segala rahmat dan berkah sehat yang Allah berikan
kepada kita sehingga kita bisa berkumpul dalam majelis ini.. Shalawat serta
salam kepada junjungan kita nabi Muhammad saw.
Masalah ? Masalah itu biasa terjadi apabila kenyataan yang
kita hadapi tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan. Manusia sebagai makhluk
Allah, tentu sering diberikan Allah masalah sebagai ujian dalam menjalani hidup
ini. Apabila kita memandang masalah yang diberikan itu sebagai sebuah ujian,
tentu kita bisa memahami bahwasanan masalah itu adalah sarana percepatan
peningkatan kualitas diri. Dengan demikian tentu kita lebih bisa menikmati
proses dalam setiap tahap menyelesaikan masalah tersebut.
Saudara- saudara ku sekalian harus diketahui bahwasana
masalah hidup baik dalam bentuk sakit, musibah, ataupun kecelakaan dialami oleh
semua makhluk ciptaan Allah sebagaimana yang sudah Allah katakan dalam Surah
Al-Baqarah ayat 155-157 : “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu dengan
sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan
berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang
yang apabila ditimpa musibah mereka mengucapkan ‘Inna lillaahi wa innaa ilaihi
roji’uun’. Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari
Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk ”.
Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang tidak akan
memberikan ujian yang berlebihan kepada kita, sebagaimana Allah berfirman dalam
Al-Baqarah ayat 286 : Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan
kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia
mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdo`a): “Ya Tuhan
kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan
kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau
bebankan kepada orang-orang yang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau
pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami;
ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah
kami terhadap kaum yang kafir”.
Oleh sebab itu, pencapaian pribadi paripurna hanya dapat
diraih melalui proses ujian yang bertahap sesuai dengan kapasitas, dinamis dan
berkelanjutan sehingga berakhir pada satu titik yaitu kepantasan diri
mendapatkan kebahagiaan hakiki yakni bahagia dunia dan akhirat.Rasulullah
shollallahu alaihi wa sallam bersabda : “Sesungguhnya besarnya pahala itu
tergantung besarnya ujian. Dan sesungguhnya jika Allah menyukai suatu kaum,
maka Dia akan menguji mereka. Barangsiapa yang ridho maka baginya keridhoan,
dan barangsiapa yang murka maka baginya kemurkaan”. (HR. Tirmidzi no. 2396,
Ibnu Majah no. 4031, dihasankan Syeikh Albani dalam Shohih Sunan Tirmidzi
II/286). Dalam hadist tersebut tentunya dapat diketahui ujian juga menjadi
sarana kita untuk mendapatkan pahala dan memperoleh keridhoan Allah SWT.
Tidak semua manusia bisa menempatkan diri sebagai pribadi
yang pantas mendapat kebahagiaan salah satu penyebabnya adalah pola pandang
yang salah tentang ujian hidup itu sendiri. Banyak manusia menganggap bahwa
ujian hidup hanya dalam bentuk musibah yang buruk-buruk semata padahal nikmat
yang baik-baik pun sebenarnya bentuk lain dari ujian hidup. Misalnya ketika
kita diberikan Allah pasangan hidup yang rupawan wajahnya, harta yang berlimpah
dan jabatan yang tinggi. Bagi banyak
orang hal tersebut adalah rezeki yang tiada tara, tetapi Allah Maha Adil. Maka
dalam nikmat yang diberikan olehnya diselipkan lah ujian untuk kita yaitu
bagaimana kita bisa amanah menjaga semua yang telah Ia titipkan kepada kita.
Melihat banyaknya hikmah dan kebaikan dalam sebuah ujian
tentu ada baiknya untuk kita belajar bagaimana cara menyikapi masalah agar kita
menjadi lebih tangguh, kuat dan sabar dalam menjalani nya. Caranya adalah sebagai berikut :
Janganlah mengubur
harapan. Dengan mengubur harapan maka sama artinya kita melemahkan motivasi
untuk bisa bangkit dan menyelesaikan masalah tersebut. Misalnya ketika kita
sudah mengatakan bahwa kita tidak mampu untuk melakukan sesuatu maka sebenernya
kita sudah mulai kehilangan motivasi untuk mendapatkan keinginan kita. Kita
harus yakin bahwa harapan itu tidak pernah sirna selama kita yakin dan percaya
bahwa kita bisa melakukannya dengan bantuan Allah swt.
Teruslah untuk membuka mata, hati, dan pikiran kita. Bukalah
mata untuk melihat disekitar kita bahwa masih banyak orang yang sebenarnya
memiliki masalah yang lebih pelik daripada kita. Bukalah hati untuk selalu
merasakan bahwa sebenernya kita masih lebih beruntung daripada yang lain.
Bukalah pikiran agar kita bisa berpikir dengan logika dan pikiran yang jernih, kebanyakan orang
akan menyelesaikan masalahnya dengan emosi. Jika kita menggunakan emosi, kita
tidak bisa berpikir dengan jernih, sehingga tidak bisa menemukan solusi atas
masalah kita. Emosi seringkali hanya menuntun kita ke solusi instan, yang
penting cepat selesai dan pada akhirnya solusi tersebut hanya bersifat
sementara dan tidak paripurna.
Tidak usah berlebihan (lebai) dalam menyikapi permasalahan.
Masalah terbesar dari sebuah masalah sebenarnya bagaimana kita menyikapinya,
bukan pada masalahnya. Suka ada orang yang bertanya atau konsultasi bagaimana
cara menghadapi masalahnya. Namun apa pun nasihat yang orang berikan kepadanya,
dia selalu membantah bahwa masalahnya itu terlalu besar jika dibandingkan
dengan nasihat yang diberikan. Lebai akan menutup semua cara menghadapi
masalah. Khawatirnya, jika bersikap seperti itu, dia hanya mencari pembenaran
akan ketidakmampuan dia. Dia menyerah dan mencari “maklum”, bukan mencari
solusi.
Ini adalah langkah yang
paling penting dan paling utama yaitu meminta pertolongan Allah SWT. Tidak ada
yang bisa menghambat kita, jika Allah sudah mengijinkan. Tidak ada masalah yang
tidak bisa dihilangkan jika Allah berkehendak. Jadi, mintalah pertolongan Allah
bukan sebagai pelengkap dari langkah kita, tetapi justru hal yang utama yang
harus kita lakukan. Sesungguhnya kekuatan itu dari allah tidak ada yang bisa
menghalangi atau menghentikan jika Allah sudah berkehendak. Bagaimana cara
mendapatkan pertolongan Allah ? Banyak sekali, diantaranya shabar dan shalat,
sebagaimana dijelaskan dalam ayat Al Qur’an Al Karim :Jadikanlah sabar dan
shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat,
kecuali bagi orang-orang yang khusyu’, (yaitu) orang-orang yang meyakini, bahwa
mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya. (QS. Al
Baqarah:45-46)
Setelah kita tahu cara untuk menghadapi setiap masalah, maka
kita harus yakin dan percaya bahwa didalam kesulitan terdapat kemudahan yang
Allah berikan seperti yang tertuang dalam Firman Allah : “Maka sesungguhnya
bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan”
(Q.S Asy-Syarh 5-6). Semoga kita lebih
bijaksana dalam menghadapi semua masalah dan selalu diberikan banyak kemudahan
serta kelancaran dalam menjalani setiap tahap dan proses kehidupan.
Billahi fi sabililhaqh..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar